KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Budidaya
Tanaman Perkebunan Utama ini dengan baik. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil
praktikum budidaya Tanman Perkebunan Utama pada semester ganjil tahun ajaran
2013-2014.
Penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada tim dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunanyang
telah membimbing kami dalam kuliah dan praktikum mata kuliah ini hingga laporan
ini selesai dibuat. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman semua yang membantu dalam pembuatan laporan akhir ini.
Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan di masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Lhokseumawe, 23 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang.................................................................................................. 1
B.
Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 2
A.Klasifikasi Tanaman Kakao................................................................................ 2
B. jenis-jenis Komoditi........................................................................................... 2
C. Bungan Kakao Tumbuh dari Batang................................................................. 3
BAB III : METODE PENELITIAN........................................................................... 4
A.
Tempat
dan Waktu Pratikum............................................................................ 4..
B.
Alat
dan Bahan yang Diperlukan..................................................................... 4
C.
Metode.............................................................................................................. 4
BAB IV : PEMBAHASAN....................................................................................... 11
A.
Pembukaan
Lahan Kakao............................................................................... 11
B.
Persiapan
Lahan dan Naungan....................................................................... 11
C.
Pemilihan
Bibit............................................................................................... 11
D.
Penanaman...................................................................................................... 12
E.
Jarak
Tanam.................................................................................................... 12
F.
Pemangkasan
Tanaman................................................................................... 12
G.
Tanaman
Naungan.......................................................................................... 14
H.
Pengendalian
Hama dan Penyakit.................................................................. 15
I.
Pemanenan...................................................................................................... 15
BAB V : PENUTUP.................................................................................................. 17
A.
Kesimpulan..................................................................................................... 17
B.
Saran............................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Kakao (Theobroma
cacao,L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai dengan
perkebunan rakyak, karna tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang
tahun, sehinga dapat menjadi sumber pendapatan harian bagi petani atau pekebun
kakao .Tanaman kakao berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao
merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh
terlindung pohon-pohon yang besar. Sebagai daerah tropis Indonesia terletak
diantara 6 LU – 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao.
Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) merupakan tanaman perkebunan berprospek
mejanjikan masa depan kita, dilihat dari banyaknya permintaan bibit kakao yang
bermutu oleh petani atau kelompok tani. Oleh karna itu dalam budidaya tanaman
kakao memerlukan naungan. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesesuaian lahan
dengan kondisi tanah dan iklim tertentu dan tidak semua tempat sesuai dengan
tanaman kakao, sebagai tanaman yang memerlukan naungan maka walaupun telah
diperoleh lahan yang sesuai sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan
naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik pengembangan tanaman kakao akan
sulit diharapkan keberhasilannya, sebaiknya persiapan lahan dan naungan
dilakukan satu tahun sebelum tanaman kakao ditanam, seperti yang kita lihat di
indrapuri tanaman naungan untuk kakao ditanam tanaman sentang.
Didalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik
budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga
memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao
harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao. Tetapi jika faktor tanah yang
semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami,
faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor
pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan
rendah.
B..Tujuan
Studi Lapang
Mengetahui cara atau teknik budidaya tanaman kakao,
Rehalilitas tanaman tua hingga pasca panen. Untuk memperkenalkan tentang objek
di dunia nyata pertanian yang terkait dengan Program Studi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman
kakao termasuk marga Theobroma, suku
dari Sterculiaceae yang banyak
diusahakan oleh para pekebun, perkebunan swasta, dan perkebunan Negara.
Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah :
A. Klasifikasi Ilmiah
Tanaman Kakao
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Anak kelas : Dialypetalae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Jenis : Theobroma cacao
B. Jenis-jenis Komoditi
Kakao
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar, yaitu Criollo (Amerika
Tengah dan Amerika Selatan) dan Forastero (Amazona dan Trinitario). Tanaman
kakao dapat diperbanyak dengan cara generativ ataupun vegetatif. Kakao lindak
umumnya diperbanyak dengan benih dari klon-klon induk yang terpilih. Sedangkan
kakao mulia umumnya diperbanyak secara vegetatif. Namun, kakao lindak pun
dewasa ini juga sering diperbanyak secara vegetatif untuk meningkatkan mutu dan
hasil. Budidaya kakao sangat ditentukan oleh tersedianya benih dan bibit yang
baik untuk menjamin tersedianya benih yang bermutu, maka dewasa ini di
Indonesia terdapat sekitar 10 produsen benih (F.X. Susanto, 1994).
Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat
memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan
salah satu negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading (38,3%) dan
Ghana (20,2%) dengan persentasi 13,6%. Permintaan dunia terhadap komoditas
kakao semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun, kualitas biji kakao yang
diekspor oleh Indonesia dikenal sangat rendah (berada di kelas 3 dan 4). Hal
ini disebabkan oleh pengelolaan produk kakao yang masih tradisional (85% biji
kakao produksi nasional tidak difermentasi) sehingga kualitas kakao Indonesia
menjadi rendah. Kualitas rendah menyebabkan harga biji dan produk kakao Indonesia
di pasar internasional dikenai potongan sebesar USD 200/ton atau 10-15 % dari
harga pasar. Selain itu, beban pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%), kondisi
tersebut telah menyebabkan jumlah pabrik olahan kakao Indonesia terus menyusut
(Suryani, 2007). Selain itu para pedagang (terutama trader asing) lebih senang
mengekspor dalam bentuk biji kakao atau non olahan (Rohman, 2009).
C. Bunga kakao tumbuh dari batang
Penyerbukan
bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut
bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam
hari. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.Kakao secara umum
adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri.
Walaupun
demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan
menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Biji
terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji
dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian
disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi.
Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji
dikeringkan di bawah sinar matahari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Praktikum
Pratikum Budidaya Tanaman Perkebunan Utama ini
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 6 Desember 2014 yang bertempat di Desa gedumbak
kecamatan Langkahan.
B. Alat
dan Bahan yang di Perlukan
1.
Pipa
paralon 8.
Pisau okulas
2.
Plastik
es 9.
silet
3.
Karet
gelang 10.
Baskom dan talam
4.
Kayu
pengait 11.
kapur
5.
Feromon
trap 12.
fungisida
6.
Tali
rafia/karet ban 13.
Gunting pangkas/ panen
7.
Pisau 14.
Gergaji pangkas/panen
C.
Metode
1.Persiapan Lahan dan Pohon Penaung
o Lahan Cleaning
Bersihkan
lahan dari berbagai gulma atau rumput yang ada disekeliling lahan.
o Persiapan Lubang Tanam dan Jarak Tanam
Dua
minggu sebelum tanam, siapkan lobang tanam ukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak
tanam 3 x 3 m. Lubang tanam di beri pupuk kandang 5 Kg dan ditambah pupuk TSP 1
– 5 gram/lubang.
o
Pohon
Penaung atau Pelindung
Tanaman pisang yang di jadikan penaung sementara, waktu penanaman
penaung sementara adalah empat bulan sebelum tanam tanaman kakao. Sedangkan
penaung tetap di tanam tanamn pinang, sirsak,durian. Penanaman nya di lakukan
setahun sebelum tanam tanaman kakao.
o Pemeliharaan atau Perawatan Penaung sementara
Pemupukan
Urea,SP36DAN KCL berturut-turut 300,385 dan 400 g/pohon/tahun, setelah 4-5bulan
tanaman penaung sementara harus di hilangkan.
2. Persiapan/ pengadaan Bahan Tanam(Benih atau Bibit)
a. Generatif
o Teknik Pemeliharaan Buah Calon Benih
Pilih buah kakao yang berasal dari variatas
yang bagus, memiliki ukuran yang besar, bijinya sampai 40 but
o Teknik Pelakuan Biji Kakao untuk Benih dan Pengecambahan
Hingga Pembibitan
Setelah memilih buah kakao yang akan
dijadikan bibit, maka langkah selanjutnya adalah kupas buah kakao sejumlah yang
diinginkan lakukan proses pengupasan pulpa dengan dengan mencampurkan biji
kakao dengan kapur/abu sekam/abu dapur hingga menjadi homogen, rendam biji 2-3
menit lalu remas-remas pulpa ny hilang bilas dengan air dan rendam dengan
Fungisida 2-3 menit. Kering anginkan kurang lebih 2-3 jam benih siap di semai
di atas pasir dengan jarak 2x2 cm dalam kondisi lembab tidak kenak matahari
langsung 3-5 hari sudah mulai berkecambah dan siap di pindahkan ke polybag.
b. Vegetatif
o Teknik Persiapan Batang Bawah
o Teknik Pemilihan Pohon Induk Untuk Batang
Atas dan Pemilihan/ Pengambilan Entres
3. Pemangkasan
o Teknik Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk di lakukan pada saat tanaman kako berumur 8-12 Bula,
cabang yang dipangkas adalah cabang yang kedudukannya tidak seimbang dengan
menyisakan tiga cabang yang kedudukanya
seimbang.
o Teknik Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan di lakuakan pada saat tanaman kakao berumur
18-36 bulan. Memeliharaannya dengan membuang tunas-tunas yang tidak diinginkan,
cabang kering, cabang melintang dan ranting-ranting yang menyebabkan tanaman
terlalu rimbun.
o Teknik Pemangkasan Produksi
Waktu
pemangkasan di lakukan setelah panen pada saat tanaman kakao berumur 18-24
Bulan. Cabang yang dipangkas cabang-cabang balik, memotong tunas dan membuang
cabar primer sejauh 30-60 cm dari percabangan.
4. Rehabilitas Tanaman Tua/ Non Produksi
o Teknik Sambung Samping
Pemilihan
entres dengan syarat entres nya dari variatas yang bagus yang banyak buahnya, cabang
yang diambil adalah cabang yang mengarah keatas,dan berdaun rapat. Langkah selanjutnya pilih tanaman tua, kupas dengan pisau yang steril jika
terdapat kabiumnya yang masih bagus yang berwarna putih ambil entres dan
lakukan penyambungan dengan membungkus bangian tempat penyambungan dengan
kantong plastik dan ikat dengan tali rafia atau karet ban.
5. Pengendalian Hama dan Buah Terserang Penyakit
Penting Kakao
o Hama PBK
Ciri-ciri tanaman atau buah yang
terserang PBK yaitu buahnya masak lebih awal, terdapat lubang gerekan bekas keluar
larva, biji-biji sling melekat.
Semut hitam
Pembuatan Sarang semut dibuat dari daun kakao
kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula, atau
pestisida organic yaitu Siori dan OrgaNeem.
Kutu putih
Kutu putih bisa didapatkan dari kulit buah
kakao yang sudah dipanen atau buah sirsak yang ada kutu
putihnya. Kulit buah disayat membentuk huruf “V” ± 2 cm² (± 10
individu kutu putih), kemudian ditempelkan pada pangkal buah kakao menggunakan
jarum pentul dan ditutup dengan daun sirsak dalam posisi tengkurap.
Feromon/Teknik pemasangan Feromon
Trap
CPB-lure di ekstrak dari imago betina PBK
yang di letakkan dalam tube kecil kemudian di pasangpada bagian atas insect
trap dan di bawah diletakkan lembaran kertas lem, trapping di pasangsetinggi
0,5 m di atas tajuk tanaman kakao.
Kondomisasi ( penyarungan buah)
alat dan bahan yang di gunakan yaitu, pipa paralon,
plastik es,karet gelang dan kayu pengait. Masukkan plastik ke pipa yang sudah
di belah sedikit, masukkan karet hingga kedudukan nya di ujung atas plastik,
ambil kayu pengaik dorong plastik yang ada karet nya tadi hingga masuk pada
buah kakao yang ingin di sarung.
Jamur
Beauveria bassiana
Jamur Beauveria bassiana menginfeksi serangga
inang terutama cara langsung menembus kutikula. Sora yang jatuh pada permukaan
kutikula berkecambah dan untuk menembus lapisan kutikula digunakan tabung
penetrasi yang dibentuk pada ujung tabung kecambah. Setelah mencapai saluran
pembuluh darah, jamur tumbuh dengan pesat sehingga nutrisi di dalam tubuh
terkuras, darah menjadi kental dan akhirnya mati. Pengendalian lainnya dapat di
lakukan dengan sanitasi, pemeliharaan, membenam kulit buah, memenen seminggu
sekali.
o Hama Helopeltis
Ciri-ciri tanaman atau buah terserang yaitu buah kakao bercak-bercak
berwarna coklat kehitaman, serangan pada buah muda menyebabkan buh kering.
Pengendaliannya sama dengan hama PBK. Yaitu menggunakan semut hitam.
dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari
daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula,
atau pestisida organic yaitu Siori dan OrgaNeem
o Penyakit Penting
Penyakit
VSD disebabkan oleh O. theobromae, yang dapat menyerang di
pembibitan sampai tanaman dewasa. Gejala tanaman terserang, daun-daun menguning
lebih awal dari waktu yang sebenarnya dengan bercak berwarna hijau, dan gugur
sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong). Pemangkasan bentuk yang sekaligus
mengurangi kelembaban dan memberikan sinar matahari yang cukup. Pemangkasan
dilakukan pada saat selesai panen sebelum muncul flush.
- Parit drainase dibuat untuk menghindari
genangan air dalam kebun pada musim hujan
.-Untuk pencegahan, tidak menggunakan bahan tanaman
kakao dari kebun yang terserang VSD, dan menanam klon kakao yang tahan atau
toleran terhadap VSD.
6.
Pemupukan
Pemupukan pertama dapat dilakukan pada umur 3
bulan dengan menggunakan pupuk urea, organik dan NPK dengan dosis ½ kg ( 1 : 2
: 1 ) + Organik , pemupukan kedua tanaman umur 9 bulan dengan menggunakan pupuk
urea, organik dan NPK dengan dosis 1 kg ( 1 : 2 : 1 ) + Organik, dan pemupukan
selajutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali sampai tanaman berumur 3 tahun
(tanaman mulai panen). Pemupukan sesudah panen dilakukan setiap 3 bulan dengan
menggunakan pupuk urea, SP 36 dan NPK dengan dosis ½ kg dengan perbandingan 1 :
1 : 1 + Organik.
7.Panen
Buah
kakao dipanen bila sudah cukup masak tetapi tidak terlalu masak, berwarna
kuning atau merah (umur 5,5–6 bln sejak berbunga). Panen dilakukan setiap 1 - 2 minggu sekali,
menggunakan sabit dan dilaksanakan pada pagi hari. Panen pertama dilakukan setelah tanaman kakao
berumur 3 tahun, dengan produktivitas rata – rata 160 – 180 Kg biji kering/Ha
per bulan.
8.
Pasca Panen
Pemecahan
dilakukan dengan memukulkan buah kakao pada benda tumpul hingga pecah, kemudian
biji dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam karung plastik. Biji kakao dijemur selama 2 hari sampai kadar
air menjadi 9 -11 %.
9.
Analisis
usaha tani kakao
Agro
inpit yang dibutuhkan untuk usaha Agribisnis Kakao 1 Ha
No
|
Uraian
|
Harga
(Rp)
|
Satuan (unit,bungkus,
kg,karung, m, orang,paket)
|
JumlahBiaya (Rp)
|
|
1.
|
BiayaTetap
a. Lahan
bc. Gunting Tunas
d. Cangkul
e. Parang
biaya penyusutan
BI
f
|
3.000.000
110.000
70.000
35.000
|
1
2
2
1
|
3.000.000
220.000
140.000
35.000
54.500
|
|
Total
|
3.449.500
|
||||
2.
|
BiayaVariabel
a. Bahan
-bibit
- Pupuk NPK
- Urea
- SP36
|
2000
2250
2550
1850
|
1.100 pohon
150 kg
500 kg
200 kg
|
2.200.000
337.500
1.275.000
370.000
|
|
Total
|
4.182.500
|
||||
b. Tenagakerja
-pembersihanlahan
- pembuatanlubang
- angkutanBibit
- Penanaman
-Pemupukan
- PembuatanLubangTanam60 x 60 x 60 cm
- Pemangkasan
- Pemberantasanhamadan
penyakit
- Pemanenan
-Pemeraman
- Pengeringan
|
40.000
40.000
40.000
40.000
40.000
500
40.000
40.000
125.000
40.000
40.000
|
25 HOK
20 HOK
3 HOK
20 HOK
4 HOK
834
10 HOK
5HOK
24
1 HOK
4 HOK
|
1000.000
800.000
120.000
800.000
160.000
417.000
400.000
200.000
3000.000
40.000
160.000
|
||
Total
|
6.827.000
|
||||
c. Lain-lain
- Perawatan 4 x @ Rp. 75.000
-transportasi
-penjagalahan
|
75.000
90.000
100.000
|
4
1
1
|
300.000
90.000
100.000
|
||
Total
|
490000
|
||||
TOTAL semua
biaya 14.949.000
|
|||||
Pendapatan :3.160 kg x Rp20.000 =Rp 63.200.000
Biaya total =biaya tetap +biaya variabel
= Rp3.449.500
+ RRp11.499.500
=Rp 14.949
000
Keuntungan
bersih = pendapatan – biaya total
=Rp63.200.000 – Rp14.949.000
= Rp48.251.000
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di
lapangan, saya lebih tertarik membahas tentang teknik budidaya tanaman kakao di
Gampong Gedumbak Kecamatan Langkahan.
A.Pembukaan Lahan Kakao
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara
pembersihan selektif dan pembersihan total lahan. Alang-alang di tanah tegalan
harus dibersihkan/ dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat
tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air. Saluran drainase yang secara
alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi baik. Saluran sekunder dan
tersier dibangun sesuai dengan keadaan lahan.
B.Persiapan Lahan dan Naungan
Langkah awal persiapan lahan adalah
pembersihan areal pertanaman dari tanaman tidak produktif. Persiapan lahan dan
naungan sebaiknya sudah dilakukan satu tahun sebelum tanaman kakao ditanam,
sehingga pada saat bibit kakao ditanam, tanaman penaung di lapangan sudah
tumbuh dengan baik sebagai tanaman penaung kakao. Biji kakao untuk benih diambil dari buah
bagian tengah.
C.Pemilihan Bibit
Sebelum dikecambahkanmasak dan sehat dari
tanaman yang telah cukup umur.
Karenabenih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu
gosok. biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera Pengecambahan dengan karung goni dalam
ruangan, dilakukan harus segera dikecambahkan.
Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) danØpenyiraman
3 kali sehari. Campurkan tanah dengan
pupuk kandang (1 : 1), masukkanØtempat pembibitan. Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3
hari berkecambahØdalam polibag. Tinggi naunganØlebih 50% Jarak antar polibag 20 x 20 cm
lebar barisan 100 cm. buatan disesuaikan
dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak Penyiraman bibit
dilakukan 1-2 kali sehari.
D.Penanaman
Penanaman bibit kakao dipindahkan ke kebun
bila penaungnya sudah berfungsi baik yang ditandai dengan cahaya yang
diteruskan 30-50% dari penyinaran lansung. Penanaman sebaiknya dilakukan pada
awal musim hujan. Pada saat mengangkut dan menanam bibit, tanah dalam polibag
tidak boleh pecah. Bagian dasar polibag dipotong selebar 1-2 cm dan dimasukkan
kedalam lobang tanam yang digali seukuran volume tanah polibag. Selanjutya
lobang tanam diisi dengan tanah agar polibag berdiri tegak. Salah satu sisi
polibag disayat dari bawah ke atas dan tanahnya dipadatkan dengan tangan.
Polibag ditarik ke atas kemudian tanah dipadatkan dengan kaki. Usahakan bibit
yang sudah diangkut harus selesai ditanam dalam satu hari. Bibit yang mati atau
kerdil segera disulam sampai umur 1 tahun
E.Jarak
Tanam
Jarak tanam kakao adalah 4 m x 2 m atau 3 m x
3 m a dengan jarak tanaman kakao dengan tanaman naungan 3 m. Usahakan larikan
barisan tanaman kakao lurus kesemua arah. Pembuatan lobang tanaman dengan
ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam dan kedalam
lobang diisi pupuk kandang sebanyak 5 sampai 10 kg/lobang. Tutuplah lobang
tanam 3 bulan sebelum tanam untuk menjaga agar batu-batu dan sisa akar tanaman
tidak masuk kedalam lobang.
F. pemangkasan Tanaman
Pemangkasan yang benar sangatlah penting,
Pemangkasan yang buruk dapat mengurangi hasil kakaoselama beberapa bulan bahkan
beberapa tahun, danmeningkatkan serangan penyakit serta pertumbuhan gulma.
Penanaman biasanya dilakukan pada musim hujan antara November dan Maret.
Informasi berikut tentang saat pemangkasan lebih terkait dengan fase
perkembangan tanaman dari pada dengan musim. Ada empat komponen kunci dalam
pemangkasan tanaman kakao:
1. Pemangkasan bentuk
2. Pemangkasan tunas air
3.Pemangkasan Pemeliharaan
4. Pemangkasanproduksi
Tujuan pemangkasan bentuk adalah untuk
membentuk tanaman dan tajuk kakao sehingga memacu perkembangan cabang sekunder
yang menghasilkan banyak buah. Pemangkasan bentuk meliputi dua tahap, pada
tahap pertama ujung cabang baru yang sedang tumbuh dihilangkan untuk memacu
pertumbuhan cabang samping. Empat atau lima cabang-cabang ini diseleksi dan
dipelihara menjadi cabang primer untuk menunjang kehidupan pohon kakao dalam
tahap pemangkasan kedua. Pada pemangkasan bentuk tajuk cabang yang ada di bawah
dan yang menggantung dibuang. Hal ini akan merangsang pembentukan tajuk yang
baik dan kuat. Pemangkasan Pucuk Waktu 3 sampai 6 bulan setelah tanam, potong
ujung titik tumbuh yang dominan untuk memacu pertumbuhan cabang samping ke atas
lebih banyak. Pangkas cabang-cabang yang menggantung untuk memacu pertumbuhan
cabang-cabang yang kuat pada umur-umur awal. Pemangkasan Pucuk Tajuk Waktu umur
6 sampai 9 bulan setelah tanam. potong cabang-cabang lateral 40 sampai 60 cm di
atas tanah(cabang-cabang setinggi di bawah lutut) untuk merangsang cabang utama
dengan jarak yang cukup. Pangkas cabang yang merendah dan menggantung untuk
membentuk tajuk yang melingkar. Tinggalkan tiga atau lima cabang utama dengan
jarak yang sama dari jorket (titik tempat keluarnya cabang kipas pada batang
utama) untuk memacu penutupan tajuk. Hindari pemangkasan yang akan
mengakibatkan pembentukan struktur dan tajuk yang jelek dan pertumbuhan
vegetatif yang berlebihan .
Pemangkasan Tunas air Pada tanaman muda
pemangkasan tunas vertikal dilakukan untuk memperoleh kekuatan struktur dan
menghindari cabang yang berlebihan. Pada tanaman dewasa, pemangkasan ini
dilakukan guna meningkatkan cadangan nutrisi untuk perkembangan buah dan
memperbaiki penetrasi sinar serta aliran udara. setiap tiga bulan bulan pangkas
semua tunas setinggi di bawah lutut pada batang (kurang dari 40 sampai 60 cm di
atas permukaan tanah). Pangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di
dalam struktur yang terbentuk. Biarkan tunas vertikal pada bagian paling bawah
pohon yang roboh atau miring agar tumbuh guna mengganti pohon yang tua
hilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.
Pemangkasan pemeliharaan akan membantu
meningkatkan masuknya sinar matahari atau aliran udara dan mencegah serta
mengurangi masalah hama penyakit dan gulma. Hal ini akan memperbaiki kesehatan
tanaman dan merangsang perkembangan buah. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan
pada waktu yang sama dengan pangkasan struktural (untuk membentuk kerangka
tanaman) dan jika cabang-cabang sakit banyak terlihat. Waktu Tiap 5 sampai 6
bulan, jika memangkas tunas vertikal dan tunas air, pastikan bahwa seluruh
tunas vertikal sudah dibuang sehingga tidak ada potongan atau sisa yang
tertinggal di batang utama. Cara pemangkasan
Pemangkasan
produksi bertujuan untuk memacu perkembangan empat sampai lima cabang utama
secara kontinyu sebagai struktur/ kerangka primer. Pemangkasan ini akan
merangsang penggantian cabang tua dan sakit pada tanaman dewasa dengan
pertumbuhan baru. Hal ini akan mempertahankan bagian produktif, sedangkan
pembukaan tajuk dan terselenggaranya ventilasi di dalam dan antar tanaman
bertujuan untuk mempertahankan tajuk agar tetap baik dan membulat. Jangan
memangkas pohon yang tidak mempunyai cabangcabang aktif. Hindari memangkas
cabang produktif, terutama di pusat pohon. Pemangkasan untuk mengendalikan dan
mengatur ketinggian pohon hanya dilakukan terhadap pohon yang aktif tumbuh
melampaui 3,5 m. Pemangkasan sebaiknya tidak menyisakan jarak antar pohon lebih
daripada jangkauan lengan (1,5 m). Setiap 5 sampai 6 bulan pangkas dengan
urutan sebagai berikut:
G.Tanaman
Naungan
Tanaman naungan sentang bagi tanaman kakao
berfungsi untuk menaungi yang mengandung arti mampu meredam suhu maksimum dan
suhu minimum yang dapat merusak tanaman kakao. Kedua suhu lazimnya terjadi
selama musim kemarau sehingga keberadaan dan fungsi tanaman penaung lebih
diutamakan selama musim tersebut. Tanaman penaung sentang berfungsi sebagai
pematah angin hal ini dikarenakan daun-daun kakao khususnya yang masih muda
mudah rontok oleh angin. Fungsi penaung sentang juga yang lain adalah sebagai
pompa hara artinya tanaman kakao yang system pemakarannya di daerah sub soil. Sistem
perakaran tersebut diharapkan mampu menyerap dan mengangkut hara ketajuk
melalui daun rontok atau bila tajuknya dipangkas sehingga top soil bisa subur.
Tanaman penaung juga berfungsi untuk mencegah erosi. Fungsi terakhir tanaman
penaung sentang adalah untuk menambah pendapatan sampingan pekebun.
H.Pengendalian
Hama Penyakit Tanaman (HPT)
Hama yang sering menyerang tanaman kakao
yakni hama penggerek buah kakao (PBK) yang sangat merugikan karena menyerang
buah dan daun. Gejala dari serangan ini yakni buah busuk dengan stadium larva,
warna kulit buah pudar dan belang hijau kuning, daging buah hitam, biji keriput
dan melekat pada daging buah. Selain PBK, tanaman kakao juga mengalami penyakit
busuk buah dan bercak daun.
1.Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha spp)
Menyerang buah kecil dan muda, Hidup dalam buah dan memakan daging buah. Buah
masak lebih awal dan belang-belang jingga. Biji hitam dan melekat satu sama
lain Cara Pengendalian : semut hitam,kondomisasi,feromon trap, basiana
2.hama Helopeltis
Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan
telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang
tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya
merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada
bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan
sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati.
3. VSD
Penyakit ini
menyerang semua stadia tanaman, mulaidari pembibitan hingga stadium produktif.
Penyakit menulardari satu pohon ke pohon lain melalui spora diterbangkan oleh angin
pada tengah malam. Spora yang jatuh padadaun muda akan berkecambah apabila tersedia
air dantumbuh masuk ke jaringan Xylem. Setelah 3-5 bulan baru terlihat gejala
daun menguning dengan bercak hijau, dauntersebut mudah gugur. Kerugian hasil
karena penyakit VSDsangat bervariasi antara 3-60%.
I.Pemanenan
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan
koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi
jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai
buah. Untuk memanen cokelat digunakan pisau yang tajam. Cara pemetikannya
jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan sampai pangkal buah
akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal
ini dilakukan terus menerus maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik
umur 5 sampai 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah
dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan
dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan
memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan
dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia. Buah cokelat
bisa dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada buah yang telah matang.
Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, cokelat memerlukan waktu
sekitar 5 bulan. Buah matang icirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji
yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya
berbunyi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didesa Gampong Gedumbak, dalam praktek lapang
didesa ini memiliki potensi untuk dikembangkan terutama dibidang pertanian
kakao. Dengan motifasi dan semangat bekerja yang dimiliki petani serta pihak
yang terkait telah mencapai kesuksesan. Didalam usaha tani Kakao membutuhkan
teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga
memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao
harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao. Tetapi jika faktor tanah yang
semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami,
faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor
pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan
rendah.
B. Saran
Waktu kegiatan studi lapang dilapangan sangat
terbatas, kedepan perlu adanya penambahan waktu dalam pelaksaan studi lapang
dilapangan supaya kegiatan tersebut lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTUKA
Jamal, zhukriatul. 2012.rumah hijau organik analisis pengembangan tanaman kakao. (http:// RUMAHHIJAU ANALISIS
PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO. htm. di askes tanggal 16 Desember 2014.
Nugroho Asih.2012.Budidaya Tanaman Kakao.(http://Gren Leaf
Budidaya Tanaman Kakao.htm. di akses tanggal 17 Desember 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar