Kamis, 03 Maret 2016

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN UTAMA


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan Utama ini dengan baik. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil praktikum budidaya Tanman Perkebunan Utama pada semester ganjil tahun ajaran 2013-2014.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada tim dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunanyang telah membimbing kami dalam kuliah dan praktikum mata kuliah ini hingga laporan ini selesai dibuat. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang membantu dalam pembuatan laporan akhir ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Lhokseumawe, 23 Desember 2014




Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.    Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.     Tujuan............................................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 2
A.Klasifikasi Tanaman Kakao................................................................................ 2
B. jenis-jenis Komoditi........................................................................................... 2
C. Bungan Kakao Tumbuh dari Batang................................................................. 3
BAB III : METODE PENELITIAN........................................................................... 4
A.    Tempat dan Waktu Pratikum............................................................................ 4..
B.     Alat dan Bahan yang Diperlukan..................................................................... 4
C.     Metode.............................................................................................................. 4
BAB IV : PEMBAHASAN....................................................................................... 11
A.    Pembukaan Lahan Kakao............................................................................... 11
B.     Persiapan Lahan dan Naungan....................................................................... 11
C.     Pemilihan Bibit............................................................................................... 11
D.    Penanaman...................................................................................................... 12
E.     Jarak Tanam.................................................................................................... 12
F.      Pemangkasan Tanaman................................................................................... 12
G.    Tanaman Naungan.......................................................................................... 14
H.    Pengendalian Hama dan Penyakit.................................................................. 15
I.       Pemanenan...................................................................................................... 15
BAB V : PENUTUP.................................................................................................. 17
A.    Kesimpulan..................................................................................................... 17
B.     Saran............................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kakao (Theobroma cacao,L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai dengan perkebunan rakyak, karna tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehinga dapat menjadi sumber pendapatan harian bagi petani atau pekebun kakao .Tanaman kakao berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar. Sebagai daerah tropis Indonesia terletak diantara 6 LU – 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao.
 Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) merupakan tanaman perkebunan berprospek mejanjikan masa depan kita, dilihat dari banyaknya permintaan bibit kakao yang bermutu oleh petani atau kelompok tani. Oleh karna itu dalam budidaya tanaman kakao memerlukan naungan. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesesuaian lahan dengan kondisi tanah dan iklim tertentu dan tidak semua tempat sesuai dengan tanaman kakao, sebagai tanaman yang memerlukan naungan maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya, sebaiknya persiapan lahan dan naungan dilakukan satu tahun sebelum tanaman kakao ditanam, seperti yang kita lihat di indrapuri tanaman naungan untuk kakao ditanam tanaman sentang.
Didalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.

B..Tujuan Studi Lapang
Mengetahui cara atau teknik budidaya tanaman kakao, Rehalilitas tanaman tua hingga pasca panen. Untuk memperkenalkan tentang objek di dunia nyata pertanian yang terkait dengan Program Studi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kakao termasuk marga Theobroma, suku dari Sterculiaceae yang banyak diusahakan oleh para pekebun, perkebunan swasta, dan perkebunan Negara. Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo adalah :
A.    Klasifikasi Ilmiah Tanaman Kakao
Divisi               : Spermatophyta
Anak divisi      : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Anak kelas      : Dialypetalae
Bangsa                        : Malvales
Suku                : Sterculiaceae
Jenis                : Theobroma cacao
B.     Jenis-jenis Komoditi
Kakao secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe besar, yaitu Criollo (Amerika Tengah dan Amerika Selatan) dan Forastero (Amazona dan Trinitario). Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan cara generativ ataupun vegetatif. Kakao lindak umumnya diperbanyak dengan benih dari klon-klon induk yang terpilih. Sedangkan kakao mulia umumnya diperbanyak secara vegetatif. Namun, kakao lindak pun dewasa ini juga sering diperbanyak secara vegetatif untuk meningkatkan mutu dan hasil. Budidaya kakao sangat ditentukan oleh tersedianya benih dan bibit yang baik untuk menjamin tersedianya benih yang bermutu, maka dewasa ini di Indonesia terdapat sekitar 10 produsen benih (F.X. Susanto, 1994).
Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading (38,3%) dan Ghana (20,2%) dengan persentasi 13,6%. Permintaan dunia terhadap komoditas kakao semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun, kualitas biji kakao yang diekspor oleh Indonesia dikenal sangat rendah (berada di kelas 3 dan 4). Hal ini disebabkan oleh pengelolaan produk kakao yang masih tradisional (85% biji kakao produksi nasional tidak difermentasi) sehingga kualitas kakao Indonesia menjadi rendah. Kualitas rendah menyebabkan harga biji dan produk kakao Indonesia di pasar internasional dikenai potongan sebesar USD 200/ton atau 10-15 % dari harga pasar. Selain itu, beban pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%), kondisi tersebut telah menyebabkan jumlah pabrik olahan kakao Indonesia terus menyusut (Suryani, 2007). Selain itu para pedagang (terutama trader asing) lebih senang mengekspor dalam bentuk biji kakao atau non olahan (Rohman, 2009).
C.    Bunga kakao tumbuh dari batang
Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri.
Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.







BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Praktikum
Pratikum Budidaya Tanaman Perkebunan Utama ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 6 Desember 2014 yang bertempat di Desa gedumbak kecamatan Langkahan.
B.     Alat dan Bahan yang di Perlukan
1.      Pipa paralon                                  8. Pisau okulas
2.      Plastik es                                       9. silet
3.      Karet gelang                                  10. Baskom dan talam           
4.      Kayu pengait                                 11. kapur
5.      Feromon trap                                 12. fungisida
6.      Tali rafia/karet ban                        13. Gunting pangkas/ panen
7.      Pisau                                              14. Gergaji pangkas/panen

C.    Metode
1.Persiapan Lahan dan Pohon Penaung
o   Lahan Cleaning
Bersihkan lahan dari berbagai gulma atau rumput yang ada disekeliling lahan.
o   Persiapan Lubang Tanam dan Jarak Tanam
Dua minggu sebelum tanam, siapkan lobang tanam ukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak tanam 3 x 3 m. Lubang tanam di beri pupuk kandang 5 Kg dan ditambah pupuk TSP 1 – 5 gram/lubang.
o   Pohon Penaung atau Pelindung
Tanaman pisang yang di jadikan penaung sementara, waktu penanaman penaung sementara adalah empat bulan sebelum tanam tanaman kakao. Sedangkan penaung tetap di tanam tanamn pinang, sirsak,durian. Penanaman nya di lakukan setahun sebelum tanam tanaman kakao.
o   Pemeliharaan atau Perawatan Penaung sementara
Pemupukan Urea,SP36DAN KCL berturut-turut 300,385 dan 400 g/pohon/tahun, setelah 4-5bulan tanaman penaung sementara harus di hilangkan.
2. Persiapan/ pengadaan Bahan Tanam(Benih atau Bibit)
a. Generatif
o   Teknik Pemeliharaan Buah Calon Benih
Pilih buah kakao yang berasal dari variatas yang bagus, memiliki ukuran yang besar, bijinya sampai 40 but
o   Teknik Pelakuan Biji Kakao untuk Benih dan Pengecambahan Hingga Pembibitan
Setelah memilih buah kakao yang akan dijadikan bibit, maka langkah selanjutnya adalah kupas buah kakao sejumlah yang diinginkan lakukan proses pengupasan pulpa dengan dengan mencampurkan biji kakao dengan kapur/abu sekam/abu dapur hingga menjadi homogen, rendam biji 2-3 menit lalu remas-remas pulpa ny hilang bilas dengan air dan rendam dengan Fungisida 2-3 menit. Kering anginkan kurang lebih 2-3 jam benih siap di semai di atas pasir dengan jarak 2x2 cm dalam kondisi lembab tidak kenak matahari langsung 3-5 hari sudah mulai berkecambah dan siap di pindahkan ke polybag.
b. Vegetatif
o   Teknik Persiapan Batang Bawah
o   Teknik Pemilihan Pohon Induk Untuk Batang Atas dan Pemilihan/ Pengambilan Entres
3. Pemangkasan
o   Teknik Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk di lakukan pada saat tanaman kako berumur 8-12 Bula, cabang yang dipangkas adalah cabang yang kedudukannya tidak seimbang dengan menyisakan tiga cabang yang  kedudukanya seimbang.
o   Teknik Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan di lakuakan pada saat tanaman kakao berumur 18-36 bulan. Memeliharaannya dengan membuang tunas-tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting-ranting yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun.

o   Teknik Pemangkasan Produksi
Waktu pemangkasan di lakukan setelah panen pada saat tanaman kakao berumur 18-24 Bulan. Cabang yang dipangkas cabang-cabang balik, memotong tunas dan membuang cabar primer sejauh 30-60 cm dari percabangan.
4. Rehabilitas Tanaman Tua/ Non Produksi
o   Teknik Sambung Samping
Pemilihan entres dengan syarat entres nya dari variatas yang bagus yang banyak buahnya, cabang yang diambil adalah cabang yang mengarah keatas,dan  berdaun rapat. Langkah selanjutnya pilih tanaman  tua, kupas dengan pisau yang steril jika terdapat kabiumnya yang masih bagus yang berwarna putih ambil entres dan lakukan penyambungan dengan membungkus bangian tempat penyambungan dengan kantong plastik dan ikat dengan tali rafia atau karet ban.
5. Pengendalian Hama dan Buah Terserang Penyakit Penting Kakao
o   Hama PBK
Ciri-ciri tanaman atau buah  yang terserang PBK yaitu buahnya masak lebih awal, terdapat lubang gerekan bekas keluar larva, biji-biji sling melekat.
Semut hitam
Pembuatan Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula, atau pestisida organic yaitu Siori dan OrgaNeem.
Kutu putih
Kutu putih bisa didapatkan dari kulit buah kakao yang sudah dipanen atau buah sirsak yang ada kutu putihnya.  Kulit buah disayat membentuk huruf “V” ± 2 cm² (± 10 individu kutu putih), kemudian ditempelkan pada pangkal buah kakao menggunakan jarum pentul dan ditutup dengan daun sirsak dalam posisi tengkurap.
Feromon/Teknik pemasangan Feromon  Trap
CPB-lure di ekstrak dari imago betina PBK yang di letakkan dalam tube kecil kemudian di pasangpada bagian atas insect trap dan di bawah diletakkan lembaran kertas lem, trapping di pasangsetinggi 0,5 m di atas tajuk tanaman kakao.
Kondomisasi ( penyarungan buah)
alat dan bahan yang di gunakan yaitu, pipa paralon, plastik es,karet gelang dan kayu pengait. Masukkan plastik ke pipa yang sudah di belah sedikit, masukkan karet hingga kedudukan nya di ujung atas plastik, ambil kayu pengaik dorong plastik yang ada karet nya tadi hingga masuk pada buah kakao yang ingin di sarung.
                        Jamur Beauveria bassiana
Jamur Beauveria bassiana menginfeksi serangga inang terutama cara langsung menembus kutikula. Sora yang jatuh pada permukaan kutikula berkecambah dan untuk menembus lapisan kutikula digunakan tabung penetrasi yang dibentuk pada ujung tabung kecambah. Setelah mencapai saluran pembuluh darah, jamur tumbuh dengan pesat sehingga nutrisi di dalam tubuh terkuras, darah menjadi kental dan akhirnya mati. Pengendalian lainnya dapat di lakukan dengan sanitasi, pemeliharaan, membenam kulit buah, memenen seminggu sekali.
o   Hama Helopeltis
Ciri-ciri tanaman atau buah terserang yaitu buah kakao bercak-bercak berwarna coklat kehitaman, serangan pada buah muda menyebabkan buh kering. Pengendaliannya sama dengan hama PBK. Yaitu menggunakan semut hitam. dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula, atau pestisida organic yaitu Siori dan OrgaNeem
o   Penyakit Penting
Penyakit VSD disebabkan oleh O. theobromae, yang dapat menyerang di pembibitan sampai tanaman dewasa. Gejala tanaman terserang, daun-daun menguning lebih awal dari waktu yang sebenarnya dengan bercak berwarna hijau, dan gugur sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong).   Pemangkasan bentuk yang sekaligus mengurangi kelembaban dan memberikan sinar matahari yang cukup. Pemangkasan dilakukan pada saat selesai panen sebelum muncul flush.
-  Parit drainase dibuat untuk menghindari genangan air dalam kebun pada musim    hujan
.-Untuk pencegahan, tidak menggunakan bahan tanaman kakao dari kebun yang terserang VSD, dan menanam klon kakao yang tahan atau toleran terhadap VSD.

            6. Pemupukan
Pemupukan pertama dapat dilakukan pada umur 3 bulan dengan menggunakan pupuk urea, organik dan NPK dengan dosis ½ kg ( 1 : 2 : 1 ) + Organik , pemupukan kedua tanaman umur 9 bulan dengan menggunakan pupuk urea, organik dan NPK dengan dosis 1 kg ( 1 : 2 : 1 ) + Organik, dan pemupukan selajutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali sampai tanaman berumur 3 tahun (tanaman mulai panen). Pemupukan sesudah panen dilakukan setiap 3 bulan dengan menggunakan pupuk urea, SP 36 dan NPK dengan dosis ½ kg dengan perbandingan 1 : 1 : 1 + Organik.
7.Panen
Buah kakao dipanen bila sudah cukup masak tetapi tidak terlalu masak, berwarna kuning atau merah (umur 5,5–6 bln sejak berbunga).  Panen dilakukan setiap 1 - 2 minggu sekali, menggunakan sabit dan dilaksanakan pada pagi hari.  Panen pertama dilakukan setelah tanaman kakao berumur 3 tahun, dengan produktivitas rata – rata 160 – 180 Kg biji kering/Ha per bulan.
8.      Pasca Panen
Pemecahan dilakukan dengan memukulkan buah kakao pada benda tumpul hingga pecah, kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam karung plastik. Biji kakao dijemur selama 2 hari sampai kadar air menjadi 9 -11 %.
9.      Analisis usaha tani kakao
Agro inpit yang dibutuhkan untuk usaha Agribisnis Kakao 1 Ha
No
Uraian
Harga
(Rp)
Satuan (unit,bungkus,
kg,karung, m, orang,paket)
JumlahBiaya (Rp)
1.


BiayaTetap
a.       Lahan
bc.   Gunting Tunas
d.      Cangkul
e.       Parang
   biaya penyusutan


BI

f

3.000.000
110.000
70.000
35.000

1
2
2
1

3.000.000
220.000
140.000
35.000
54.500
Total
3.449.500
2.
BiayaVariabel
a.       Bahan
-bibit
- Pupuk NPK
- Urea
- SP36


2000
2250
2550
1850


1.100 pohon
150 kg
500 kg
200 kg


2.200.000
337.500
1.275.000
370.000
Total
4.182.500
b. Tenagakerja
     -pembersihanlahan
     - pembuatanlubang
     - angkutanBibit
     - Penanaman
     -Pemupukan
     - PembuatanLubangTanam60 x 60 x 60 cm
 - Pemangkasan
     - Pemberantasanhamadan
penyakit
     - Pemanenan
-Pemeraman
- Pengeringan

40.000
40.000
40.000
40.000
40.000
500

40.000

40.000
125.000
40.000
40.000

25 HOK
20 HOK
3 HOK
20 HOK
4 HOK
834

10 HOK

5HOK
24
1 HOK
4 HOK

1000.000
800.000
120.000
800.000
160.000
417.000

400.000

200.000
3000.000
40.000
160.000
Total
6.827.000
c.  Lain-lain
     - Perawatan 4 x @ Rp. 75.000
     -transportasi
     -penjagalahan

75.000
90.000
100.000

4
1
1

300.000
90.000
100.000

Total
490000
TOTAL semua biaya                         14.949.000

             Pendapatan :3.160 kg x Rp20.000 =Rp 63.200.000
             Biaya total  =biaya tetap +biaya variabel
                                    = Rp3.449.500 + RRp11.499.500
                                    =Rp 14.949 000
Keuntungan bersih =  pendapatan – biaya total
=Rp63.200.000 – Rp14.949.000
 = Rp48.251.000
               
            
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, saya lebih tertarik membahas tentang teknik budidaya tanaman kakao di Gampong Gedumbak Kecamatan Langkahan.
A.Pembukaan Lahan Kakao
Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pembersihan selektif dan pembersihan total lahan. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/ dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air. Saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi baik. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lahan.
 B.Persiapan Lahan dan Naungan
 Langkah awal persiapan lahan adalah pembersihan areal pertanaman dari tanaman tidak produktif. Persiapan lahan dan naungan sebaiknya sudah dilakukan satu tahun sebelum tanaman kakao ditanam, sehingga pada saat bibit kakao ditanam, tanaman penaung di lapangan sudah tumbuh dengan baik sebagai tanaman penaung kakao.  Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah.
C.Pemilihan Bibit  
Sebelum dikecambahkanmasak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur.   Karenabenih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok. biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera  Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan harus segera dikecambahkan.  Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) danØpenyiraman 3 kali sehari.   Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkanØtempat pembibitan.   Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambahØdalam polibag.   Tinggi naunganØlebih 50% Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm.  buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari.
D.Penanaman
 Penanaman bibit kakao dipindahkan ke kebun bila penaungnya sudah berfungsi baik yang ditandai dengan cahaya yang diteruskan 30-50% dari penyinaran lansung. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pada saat mengangkut dan menanam bibit, tanah dalam polibag tidak boleh pecah. Bagian dasar polibag dipotong selebar 1-2 cm dan dimasukkan kedalam lobang tanam yang digali seukuran volume tanah polibag. Selanjutya lobang tanam diisi dengan tanah agar polibag berdiri tegak. Salah satu sisi polibag disayat dari bawah ke atas dan tanahnya dipadatkan dengan tangan. Polibag ditarik ke atas kemudian tanah dipadatkan dengan kaki. Usahakan bibit yang sudah diangkut harus selesai ditanam dalam satu hari. Bibit yang mati atau kerdil segera disulam sampai umur 1 tahun
E.Jarak Tanam
Jarak tanam kakao adalah 4 m x 2 m atau 3 m x 3 m a dengan jarak tanaman kakao dengan tanaman naungan 3 m. Usahakan larikan barisan tanaman kakao lurus kesemua arah. Pembuatan lobang tanaman dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam dan kedalam lobang diisi pupuk kandang sebanyak 5 sampai 10 kg/lobang. Tutuplah lobang tanam 3 bulan sebelum tanam untuk menjaga agar batu-batu dan sisa akar tanaman tidak masuk kedalam lobang.
 F. pemangkasan Tanaman
Pemangkasan yang benar sangatlah penting, Pemangkasan yang buruk dapat mengurangi hasil kakaoselama beberapa bulan bahkan beberapa tahun, danmeningkatkan serangan penyakit serta pertumbuhan gulma. Penanaman biasanya dilakukan pada musim hujan antara November dan Maret. Informasi berikut tentang saat pemangkasan lebih terkait dengan fase perkembangan tanaman dari pada dengan musim. Ada empat komponen kunci dalam pemangkasan tanaman kakao:
1. Pemangkasan bentuk
2. Pemangkasan tunas air
3.Pemangkasan Pemeliharaan
4. Pemangkasanproduksi
Tujuan pemangkasan bentuk adalah untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao sehingga memacu perkembangan cabang sekunder yang menghasilkan banyak buah. Pemangkasan bentuk meliputi dua tahap, pada tahap pertama ujung cabang baru yang sedang tumbuh dihilangkan untuk memacu pertumbuhan cabang samping. Empat atau lima cabang-cabang ini diseleksi dan dipelihara menjadi cabang primer untuk menunjang kehidupan pohon kakao dalam tahap pemangkasan kedua. Pada pemangkasan bentuk tajuk cabang yang ada di bawah dan yang menggantung dibuang. Hal ini akan merangsang pembentukan tajuk yang baik dan kuat. Pemangkasan Pucuk Waktu 3 sampai 6 bulan setelah tanam, potong ujung titik tumbuh yang dominan untuk memacu pertumbuhan cabang samping ke atas lebih banyak. Pangkas cabang-cabang yang menggantung untuk memacu pertumbuhan cabang-cabang yang kuat pada umur-umur awal. Pemangkasan Pucuk Tajuk Waktu umur 6 sampai 9 bulan setelah tanam. potong cabang-cabang lateral 40 sampai 60 cm di atas tanah(cabang-cabang setinggi di bawah lutut) untuk merangsang cabang utama dengan jarak yang cukup. Pangkas cabang yang merendah dan menggantung untuk membentuk tajuk yang melingkar. Tinggalkan tiga atau lima cabang utama dengan jarak yang sama dari jorket (titik tempat keluarnya cabang kipas pada batang utama) untuk memacu penutupan tajuk. Hindari pemangkasan yang akan mengakibatkan pembentukan struktur dan tajuk yang jelek dan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan .
Pemangkasan Tunas air Pada tanaman muda pemangkasan tunas vertikal dilakukan untuk memperoleh kekuatan struktur dan menghindari cabang yang berlebihan. Pada tanaman dewasa, pemangkasan ini dilakukan guna meningkatkan cadangan nutrisi untuk perkembangan buah dan memperbaiki penetrasi sinar serta aliran udara. setiap tiga bulan bulan pangkas semua tunas setinggi di bawah lutut pada batang (kurang dari 40 sampai 60 cm di atas permukaan tanah). Pangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang terbentuk. Biarkan tunas vertikal pada bagian paling bawah pohon yang roboh atau miring agar tumbuh guna mengganti pohon yang tua hilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.
Pemangkasan pemeliharaan akan membantu meningkatkan masuknya sinar matahari atau aliran udara dan mencegah serta mengurangi masalah hama penyakit dan gulma. Hal ini akan memperbaiki kesehatan tanaman dan merangsang perkembangan buah. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada waktu yang sama dengan pangkasan struktural (untuk membentuk kerangka tanaman) dan jika cabang-cabang sakit banyak terlihat. Waktu Tiap 5 sampai 6 bulan, jika memangkas tunas vertikal dan tunas air, pastikan bahwa seluruh tunas vertikal sudah dibuang sehingga tidak ada potongan atau sisa yang tertinggal di batang utama. Cara pemangkasan
 Pemangkasan produksi bertujuan untuk memacu perkembangan empat sampai lima cabang utama secara kontinyu sebagai struktur/ kerangka primer. Pemangkasan ini akan merangsang penggantian cabang tua dan sakit pada tanaman dewasa dengan pertumbuhan baru. Hal ini akan mempertahankan bagian produktif, sedangkan pembukaan tajuk dan terselenggaranya ventilasi di dalam dan antar tanaman bertujuan untuk mempertahankan tajuk agar tetap baik dan membulat. Jangan memangkas pohon yang tidak mempunyai cabangcabang aktif. Hindari memangkas cabang produktif, terutama di pusat pohon. Pemangkasan untuk mengendalikan dan mengatur ketinggian pohon hanya dilakukan terhadap pohon yang aktif tumbuh melampaui 3,5 m. Pemangkasan sebaiknya tidak menyisakan jarak antar pohon lebih daripada jangkauan lengan (1,5 m). Setiap 5 sampai 6 bulan pangkas dengan urutan sebagai berikut:
G.Tanaman Naungan
Tanaman naungan sentang bagi tanaman kakao berfungsi untuk menaungi yang mengandung arti mampu meredam suhu maksimum dan suhu minimum yang dapat merusak tanaman kakao. Kedua suhu lazimnya terjadi selama musim kemarau sehingga keberadaan dan fungsi tanaman penaung lebih diutamakan selama musim tersebut. Tanaman penaung sentang berfungsi sebagai pematah angin hal ini dikarenakan daun-daun kakao khususnya yang masih muda mudah rontok oleh angin. Fungsi penaung sentang juga yang lain adalah sebagai pompa hara artinya tanaman kakao yang system pemakarannya di daerah sub soil. Sistem perakaran tersebut diharapkan mampu menyerap dan mengangkut hara ketajuk melalui daun rontok atau bila tajuknya dipangkas sehingga top soil bisa subur. Tanaman penaung juga berfungsi untuk mencegah erosi. Fungsi terakhir tanaman penaung sentang adalah untuk menambah pendapatan sampingan pekebun.

H.Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT)
Hama yang sering menyerang tanaman kakao yakni hama penggerek buah kakao (PBK) yang sangat merugikan karena menyerang buah dan daun. Gejala dari serangan ini yakni buah busuk dengan stadium larva, warna kulit buah pudar dan belang hijau kuning, daging buah hitam, biji keriput dan melekat pada daging buah. Selain PBK, tanaman kakao juga mengalami penyakit busuk buah dan bercak daun.
1.Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha spp) Menyerang buah kecil dan muda, Hidup dalam buah dan memakan daging buah. Buah masak lebih awal dan belang-belang jingga. Biji hitam dan melekat satu sama lain Cara Pengendalian : semut hitam,kondomisasi,feromon trap, basiana
2.hama Helopeltis
Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati.
3. VSD
Penyakit ini menyerang semua stadia tanaman, mulaidari pembibitan hingga stadium produktif. Penyakit menulardari satu pohon ke pohon lain melalui spora diterbangkan oleh angin pada tengah malam. Spora yang jatuh padadaun muda akan berkecambah apabila tersedia air dantumbuh masuk ke jaringan Xylem. Setelah 3-5 bulan baru terlihat gejala daun menguning dengan bercak hijau, dauntersebut mudah gugur. Kerugian hasil karena penyakit VSDsangat bervariasi antara 3-60%.
I.Pemanenan
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Untuk memanen cokelat digunakan pisau yang tajam. Cara pemetikannya jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5 sampai 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia. Buah cokelat bisa dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada buah yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, cokelat memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah matang icirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya berbunyi.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Didesa Gampong Gedumbak, dalam praktek lapang didesa ini memiliki potensi untuk dikembangkan terutama dibidang pertanian kakao. Dengan motifasi dan semangat bekerja yang dimiliki petani serta pihak yang terkait telah mencapai kesuksesan. Didalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.
B. Saran
Waktu kegiatan studi lapang dilapangan sangat terbatas, kedepan perlu adanya penambahan waktu dalam pelaksaan studi lapang dilapangan supaya kegiatan tersebut lebih efektif dan efisien.



DAFTAR PUSTUKA

Jamal, zhukriatul. 2012.rumah hijau organik analisis pengembangan tanaman kakao. (http:// RUMAHHIJAU ANALISIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO. htm. di askes tanggal 16 Desember 2014.

Nugroho Asih.2012.Budidaya Tanaman Kakao.(http://Gren Leaf Budidaya Tanaman Kakao.htm. di akses tanggal 17 Desember 2014.